Sangat Memprihatinkan, Seorang Petinggi Pertamina Oplos Pertalite Jadi Pertamax, Hati-Hati Beli BBM di SPBU
Ilustrasi BBM
Jakarta, Visioner Nusantara.Com__.
Kejahatan yang dilakukan petinggi BUMN Pertamina sungguh menyakitkan masyarakat. Mereka tega mengoplos BBM Pertalite menjadi Pertamax dan menjualnya ke masyarakat sebagai BBM Pertamax. Dari mengoplos ini, mafia Pertamina meraih keuntungan triliunan. Sementara negara dirugikan karena Pertalite yang diimpor dan dioplos jadi Pertamax itu disubsidi APBN. Tapi uang subsidi masuk kantong petinggi Pertamina.
Para petinggi Pertamina yang tega melakukan korupsi ngoplos bensin itu antara lain : Riva Siahaan selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, kemudian inisial SDS selaku Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, dan YF selaku PT Pertamina International Shipping.
Ketiga petinggi Pertamina itu saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Kejagung hingga 20 hari ke depan.
Pengusutan korupsi ekspor impor minyak mentah dan produk kilang di anak usaha PT Pertamina menemukan adanya manipulasi bahan bakar minyak (BBM) research octane number (RON) 90 yang dipasarkan menjadi RON 92.
Hal tersebut terungkap dalam penjelasan kronologi dan modus operandi praktik permufakatan jahat yang dilakukan para pelaku.
Negara Rugi Rp 193,7 Triliun
Selain itu, tindak pidana korupsi ekspor impor minyak mentah dan produk kilang tersebut merugikan keuangan negara sebesar Rp 193,7 triliun.
RON adalah kadar oktan pada jenis bahan bakar bensin yang menjadi standar kualitas BBM. Semakin tinggi kadar oktan atau RON pada BBM maka semakin baik sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Sebaliknya, kadar oktan atau RON rendah menunjukkan kualitas yang buruk.
Petinggi Pertamina Oplos Pertalite Jadi Pertamax
Dalam menjalankan aksinya, Riva Siahaan dkk mengoplos dan “menyulap” BBM RON 90 (Pertalite) menjadi RON 92 (Pertamax).
Modusnya, Riva melakukan pembayaran produk kilang untuk RON 92 (Pertamax), tetapi BBM yang dibeli adalah jenis RON 90 atau Pertalite yang harganya lebih murah karena disubsidi negara melalui APBN. BBM Pertalite atau RON 90 itu kemudian dicampur di Depo untuk menjadi Pertamax atau RON 92.
Dalam kasus itu Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Abdul Qohar mengungkapkan, adanya berbagai praktik korupsi dalam ekspor impor minyak mentah dan produk kilang di anak usaha PT Pertamina.
Salah satunya terkait dengan pengadaan impor produk kilang berupa BBM RON 92 yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga.
Dari hasil penyidikan, menurut Abdul Qohar, jenis BBM yang didatangkan dari luar negeri adalah BBM RON 90.
(Tim Red).